Laporan
Praktikum Kimia
Kenaikan
Titik Didih Dan Penurunan Titik Beku
1. Latar
Belakang
Titik
beku adalah suhu dimana tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap padatannya.
Titik beku larutan lebih rendah daripada titik beku pelarut murni.Hal ini
disebabkan zat pelarutnya harus membeku terlebih dahulu, baru zat terlarutnya.
Jadi larutan akan membeku lebih lama daripada pelarut. Setiap larutan memiliki
titik beku yang berbeda.
Titik
beku suatu cairan akan berubah jika tekanan uap berubah, biasanya diakibatkan
oleh masuknya suatu zat terlarut atau dengan kata lain, jika cairan tersebut
tidak murni, maka titik bekunya berubah (nilai titik beku akan berkurang).
Seperti
yang kita tahu bahwa titik beku pelarut murni berada pada suhu 0ºC, tapi dengan
adanya zat terlarut misalnya saja kita tambahkan gula ke dalam air tersebut
maka titik beku larutan ini tidak akan sama dengan 0ºC lagi, melainkan akan turun
menjadi dibawah 0ºC, dan inilah yang dimaksud sebagai “penurunan titik beku”.
Dalam
percobaan ini akan diteliti tentang perubahan titik beku pelarut murni yang
telah ditambahkan zat terlarut lain kedalamnya dan mencoba pembuktian bahwa
titik beku larutanya akan lebih rendah dibandingkan pelarut murninya.
Titik
beku adalah suhu pada pelarut tertentu di mana terjadi perubahan wujud zat cair
ke padat. Pada tekanan 1 atm, air membeku pada suhu 0°C karena pada suhu itu
tekanan uap air sama dengan tekanan uap es. Selisih antara titik beku pelarut
dengan titik beku larutan disebut penurunan titik beku (Δ Tf = freezing point
depression). Pada percobaan ini ditunjukkan bahwa penurunan titik beku tidak
bergantung pada jenis zat terlarut, tetapi hanya pada konsentrasi partikel
dalam larutan.Oleh karena itu, penurunan titik beku tergolong sifat koligatif.
Penurunan
titik beku adalah selisih antara titik beku pelarut dan titik beku larutan
dimana titik beku larutan lebih rendah dari titik beku pelarut.Titik beku
pelarut murni seperti yang kita tahu adalah 0ºC. dengan adanya zat terlarut
misalnya saja gula yang ditambahkan ke dalam air maka titik beku larutan ini
tidak akan sama dengan 0ºC melainkan akan menjadi lebih rendah di bawah 0oC
itulah penyebab terjadinya penurunan titik beku yaitu oleh masuknya suatu zat
terlarut atau dengan kata lain cairan tersebut menjadi tidak murni, maka
akibatnya titik bekunya berubah (nilai titik beku akan berkurang).
Sifat
koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak tergantung pada macamnya zat
terlarut tetapi semata-mata hanya ditentukan oleh banyaknya zat terlarut
(konsentrasi zat terlarut).
Apabila
suatu pelarut ditambah dengan sedikit zat terlarut, maka akan didapat suatu
larutan yang mengalami:
1.
Penurunan tekanan uap jenuh
2.
Kenaikan titik didih
3.
Penurunan titik beku
4.
Tekanan osmosis
Banyaknya
partikel dalam larutan ditentukan oleh konsentrasi larutan dan sifat Larutan
itu sendiri. Jumlah partikel dalam larutan non elektrolit tidak sama dengan
jumlah partikel dalam larutan elektrolit, walaupun konsentrasi keduanya sama.
Hal ini dikarenakan larutan elektrolit terurai menjadi ion-ionnya, sedangkan
larutan non elektrolit tidak terurai menjadi ion-ion.Dengan demikian sifat
koligatif larutan dibedakan atas sifat koligatif larutan non elektrolit dan
sifat koligatif larutan elektrolit.
Adanya
partikel zat terlarut yang tidak mudah menguap dalam larutan dapat mengurangi
kemampuan zat pelarut untuk menguap, sehingga tekanan uap larutan lebih rendah
daripada tekanan uap pelarut murni. Adanya partikel zat terlarut tersebut juga
akan mengakibatkan kanaikan titik didih dan penurunan titik beku larutan.
Menurut hokum Roult, besarnya penurunan tekanan uap larutan, kenaikan titik
didih, dan penurunan titik beku larutan yang mengandung zat terlarut tidak
mudah menguap dan tidak mengalami disosiasi (larutan non elektrolit), sebanding
dengan banyaknya partikel zat terlarut. Besarnya kenaikan titik didih larutan 1
molal disebut kenaikan titik didih molal, Kb. Sedangkan besarnya penurunan
titik beku larutan 1 molal disebut penurunan titik beku molal, Kf. Untuk
larutan encer berlaku:
ΔTb = m
x Kb
ΔTf = m
x Kf
Dengan :
ΔTb = Kenaikan titik didih larutan
ΔTf =
Penurunan titik beku larutan
Kb =
kanaikan titik didih molal
Kf =
penurunan titik beku molal
M =
Molalitas larutan
Besarnya
molalitas larutan yang sejenis sebanding dengan massa zat terlarut dan
berbanding dengan massa molekul zat terlarut. Jika massa zat terlarut dan massa
zat pelarut diketahui, maka massa molekul zat terlarut dapat ditentukan berdasarkan
sifat koligatif suatu larutan.
Untuk
larutan yang mengandung zat terlarut tidak mudah menguap dan dapat mengalami
disosiasi (larutan elektrolit), besarnya penurunan tekanan uap larutan,
kenaikan titik didih, dan penurunan titik beku larutan, dipengaruhi oleh
derajad disosiasi larutan.
Apabila
sebuah larutan mempunyai tekanan uap yang tinggi pada suhu tertentu, maka
molekul-molekul yang berada dalam larutan tersebut mudah untuk melepaskan diri
dari permukaan larutan. Atau dapat dikatakan pada suhu yang sama sebuah larutan
mempunyai tekanan uap yang rendah, maka molekul-molekul dalam larutan tersebut
tidak dapat dengan mudah melepaskan diri dari larutan. Jadi larutan dengan
tekanan uap yang lebih tinggi pada suhu tertentu akan memiliki titik didih yang
lebih rendah.
Cairan
akan mendidih ketika tekanan uapnya menjadi sama dengan tekanan udara luar.
Titik didih cairan pada tekanan udara 760 mmHg disebut titik didih standar atau
titik didih normal. Jadi yang dimaksud dengan titik didih adalah suhu pada saat
tekanan uap jenuh cairan itu sama dengan tekanan udara luar (tekanan pada
permukaan cairan).
Telah
dijelaskan bahwa tekanan uap larutan lebih rendah dari tekanan uap
pelarutnya.Hal ini disebabkan karena zat terlarut itu mengurangi bagian atau
fraksi dari pelarut sehingga kecepatan penguapan berkurang.
2. Tujuan
Penelitian.
a. Untuk
mengamati dan mempelajari praktikum pada kenaikan titik didih dan penurunan
titik beku dari beberapa larutan.
b. Mengetahui
faktor-faktor penyebab kenaikan titik didih dan penurunan titik beku pada
larutan elektrolit dan non-elektrolit
3. Manfaat
Praktikum.
Agar
siswa memahami tentang sifat koligatif larutan dalam melakukan praktikum
kenaikan titik didih dan penurunan titik beku.
4. Dasar
Teori
1. Titik
Didih
Suhu
dimana cairan mendidih dinamakan titik didih. Jadi, titik didih adalah
temperatur dimana tekanan uap sama dengan tekanan atmosfer. Selama gelembung
terbentuk dalam cairan, berarti selam cairan mendidih, tekanan uap sama dengan
tekanan atmosfer, karena tekanan uap adalah konstan maka suhu dan cairan yang
mendidih akan tetap sama. Penambahan kecepatan panas yang diberikan pada cairan
yang mendidih hanya menyebabkan terbentuknya gelembung uap air lebih cepat.
Cairan akan lebih cepat mendidih, tapi suhu didih tidak naik. Jelas bahwa titik
didih cairan tergantung dari besarnya tekanan atmosfer(Brady, 1999 : 540).
Titik
didih merupakan satu sifat lagi yang dapat digunakan untuk memperkirakan secara
tak langsung berapa kuatnya gaya tarik antara molekul dalam cairan. Cairan yang
gaya tarik antar molekulnya kkuat, titik didihnya tinggi dan sebaliknya bila
gaya tarik lemah, titik didihnya rendah (Brady, 1999 : 541).
Pendidihan
merupakan hal yang sangat khusus dari penguapan. Pendidihan adalah pelepasan
cairan dari tempat terbuka ke fase uap. Suatu cairan dikatakan mendidih pada
titik didihnya, yaitu bila suhu dimana tekanan uap cairan sama dengan tekanan
atmosfer sekitarnya. Pada titik didih, tekanan uap cairan cukup besar sehingga
atmosfer dapat diatasi hingga gelembung uap dapat terbentuk dipermukaan cairan
yang diikuti penguapan yang terjadi di setiap titik dalam cairan. Pada umumnya,
molekul dapat menguap bila dua persyaratan dipenuhi, yaitu molekul harus cukup
tenaga kinetik dan harus cukup dekat dengan batas antara cairan-uap (Petrucci,
2000 : 175).
Bila
dalam larutan biner, komponen suatu mudah menguap (volatile) dan komponen lain
sukar menguap (non volatile), makin rendah. Dengan adanya zat terlarut tekanan
uap pelarut akan berkurang dan ini mengakibatkan kenaikan titik didih,
penurunan titik beku dan tekanan uap osmose. Keempat sifat ini hanya ditentukan
oleh banyaknya zat terlarut dan tidak ditentukan oleh jenis zat terlarut.
Seperti telah disebutkan, sifat-sifat ini disebut sifat koligatif larutan.
Adanya zat terlarut (solute) yang sukar menguap (non volatile), tekanan uap
dari larutan turun dan ini akan menyebabkan titik didih larutan lebih tinggi
dari pada titik didih pelarutnya. Ini disebabkan karena untuk mendidih, tekanan
uap larutan sama dengan tekanan udara dan untuk temperatur harus lebih tinggi
(Sukardjo, 1990 : 152).
DTb = kb
. m
DTb =
kenaikan titik didih larutan
Kb =
tetapan kenaikan titik didih molal pelarut (kenaikan titik didih
untuk 1 mol zat dalam 1000 gram pelarut)
m = molal
larutan (mol/100 gram pelarut)
Untuk
zat terlarut yang bersifat elektrolit persamaan untuk kenaikan titik didih
harus dikalikan dengan faktor ionisasi larutan, sehingga persamaannya menjadi
ΔTb = kb
x m [1+(n-1) α]
Dimana,
n =
jumlah ion-ion dalam larutan
α =
derajat ionisasi
2. Penurunan
Titik Beku
Titik
beku adalah suhu pada pelarut tertentu di mana terjadi perubahan wujud zat cair
ke padat. Pada tekanan 1 atm, air membeku pada suhu 0 °C karena pada suhu itu
tekanan uap air sama dengan tekanan uap es. Selisih antara titik beku pelarut
dengan titik beku larutan disebut penurunan titik beku (Δ Tf
= freezing point depression). Pada percobaan ini ditunjukkan bahwa
penurunan titik beku tidak bergantung pada jenis zat terlarut, tetapi hanya pada
konsentrasi partikel dalam larutan.Oleh karena itu, penurunan titik beku
tergolong sifat koligatif.
Penurunan
titik beku adalah selisih antara titik beku pelarut dan titik beku larutan
dimana titik beku larutan lebih rendah dari titik beku pelarut. Titik beku
pelarut murni seperti yang kita tahu adalah 00C dengan adanya zat terlarut
misalnya saja gula yang ditambahkan ke dalam air maka titik beku larutan ini
tidak akan sama dengan 0oC melainkan akan menjadi lebih rendah di bawah 0oC
itulah penyebab terjadinya penurunan titik beku yaitu oleh masuknya suatu zat
terlarut atau dengan kata lain cairan tersebut menjadi tidak murni, maka
akibatnya titik bekunya berubah (nilai titik beku akan berkurang).
Jika
suatu pelarut ditambah zat terlarut, maka titik beku larutan akan turun sesuai
dengan jumlah partikel zat terlarut.
Untuk
jumlah zat nonelektrolit dan zat elektrolit terlarut sama, maka titik beku
larutan elektrolit akan lebih rendah karena jumlah partikel zat elektrolit
lebih banyak.
DTf = kf
. m
DTf =
penurunan titik beku larutan
Kf =
tetapan penurunan titik beku molal pelarut
m =
molal larutan (mol/100 gram pelarut)
Untuk
zat terlarut yang bersifat elektrolit persamaan untuk penurunan titik
beku harus dikalikan dengan faktor ionisasi larutan, sehingga
persamaannya menjadi :
ΔTf =
kf . m [1+(n-1) α]
Dimana,
n =
jumlah ion-ion dalam larutan
α =
derajat ionisasi
5. Alat
dan bahan.
a. Thermometer
b. Korek
api
c. Gelas
beker
d. Pipet
tetes
e. Penjepit
f. Gelas
ukur
g. Gelas
kimia
h. Spiritus
i. larutan NaCl 1 m
j.
larutan urea 1 m
k. es
batu secukupnya
l.
Garam secukupnya
6. Langkah-Langkah
Kerja.
a. Titik
didih
1) Siapkan
alat dan bahan yang telah ditentukan.
2) Ambilah
larutan NaCl 1 molal dan urea 1 molal.
3) Kemudian
tuangkan larutan NaCl dan urea kedalam gelas kimia. Selanjutnya panaskan NaCl
terlebih dahulu. Titih didih diukur saat NaCl mulai mendidih menggunakan
thermometer.
4) Saat
sudah mulai mendidih, ukur suhunya menggunakan thermometer.
5) Catat
hasilnya.
6) Kemudian
lakukan hal yang sama pada larutan urea.
b. Titik
beku.
1) Masukkan
butiran es ke dalam gelas kimia 500 ml. Masukkan pula garam yang telah
dihaluskan secukupnya.
2) Masukkan
larutan NaCl kedalam tabung reaksi kurang lebih setinggi 4cm dan masukkan pula
pengaduk ke dalam tabung reaksi.
3) Masukkan
tabung reaksi ke dalam gelas kimia yang telah diberi es dan garam.
4) Goyangkan
tabung reaksi agar larutan membeku. Tunggu beberapa saat untuk melihat apakah
larutan sudah beku.
5) Ukurlah
titik beku larutan.
6) Ulangi
percobaan tersebut dengan menggunakan larutan Urea.
7. Hasil
Dan Pembahasan
Hasil
Pengukuran Titik Beku
No
|
Zat
Terlarut
|
Konsentrasi
|
Titik
Beku
|
1
|
NaCl
|
1 m
|
-3ºC
|
2
|
Urea
|
1 m
|
-1ºC
|
Hasil
Pengukuran Titik Didih
No
|
Zat
Terlarut
|
Konsentrasi
|
Titik
Beku
|
1
|
NaCl
|
1 m
|
101ºC
|
2
|
Urea
|
1 m
|
100ºC
|
Pembahasan
Penambahan
garam disini merupakan salah satu penerapan dari sifat koligatif larutan. Garam
berfungsi sebagai zat yang menurunkan titik beku es batu sehingga es batu tidak
cepat mencair, karena apabila tidak ada penambahan garam pada es batu, suhu
didalam es batu akan lebih tinggi dari 0ºC pada saat es berubah menjadi liquid.
Pada percobaan ini kita mengetahui adanya partikel zat terlarut yang tidak
mudah menguap sehingga tekanan uap larutan lebih rendah daripada tekanan uap
pelarut murni.
Perbedaan
pengukuran titik beku menurut teori dan berdasarkan pengamatan sendiri
kemungkinan disebabkan oleh proses pembekuan masing-masing larutan tidak sama,
sehingga dalam pengukuran titik beku ini tidak diperoleh data yang akurat.
Selain itu, kekurang telitian dalam menimbang bahan, membersihkan alat
kerja. Lalu, kemungkinan thermometer yang digunakan belum dalam keadaan yang
stabil, dan ketika mengukur suhu larutan besar kemungkinan terjadi penambahan
suhu dari dimana ketika tabung reaksi dikeluarkan dari es lalu terkena suhu
luar atau suhu tangan kita sendiri serta terjadi kekurang telitian dalam
pembacaan skala thermometer.
Kemungkinan
lainnya adalah es batu yang digunakan kemungkinan telah mencair, sehingga
memperlambat proses pembekuan larutan. Dari table diatas diketahui bahwa titik
beku larutan dan titik didih larutan berbeda-beda. Seperti titik beku yaitu
NaCl -3ºC dan Urea -1ºC. Dan titik didih yaitu Urea 100ºC dan NaCl 101ºC.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Semakin
banyak waktu yang diberikan maka semakin rendah titik beku yang dihasilkan.
Dari penelitian yang kami telah lakukan, kami dapat menyimpulkan beberapa hal
sebagai berikut Penurunan titik beku dan kenaikan titik didih tidak tergantung
pada komposisi kimia dari zat tersebut tetapi tergantung pada jumlah partikel
zat terlarut di dalam larutan, kemolalan larutan, massa zat terlarut dan massa
pelarutnya.
Kenaikan
titik didih dan penurunan titik beku larutan elektrolit lebih besar dari
larutan nonelektrolit disebabkan adanya factor Van’t Hoff.
Perbedaan
hasil pengukuran menurut teori dengan pengamatan langsung disebabkan oleh
ketidaktelitian dalam mengamati skala thermometer serta pengaruh suhu luar.
Garam
dapur berfungsi sebagai zat yang menurunkan titik beku es batu sehingga es batu
tidak akan membeku pada suhu 0ºC, sehingga ketika sebuah tabung reaksi
diletakkan didalam gelas kimia, akan terbentuk sebuah sistem antara larutan es
batu yang suhunya 0ºC(l) dengan larutan uji yang ada didalam tabung reaksi.